SEJARAH BANDAR UDARA

Pembangunan Unit Pelayanan Bandar Udara (UPBU) Kelas III Tanjung Harapan dimulai pada tahun 1974, menandai langkah awal dalam pengembangan infrastruktur transportasi udara di kawasan Bulungan. Setelah melalui proses pembangunan yang cukup signifikan, bandara ini resmi beroperasi pada tahun 1978. Selama periode awal operasionalnya, dari tahun 1978 hingga 1984, UPBU Tanjung Harapan dikelola oleh pemerintah daerah Kabupaten Bulungan, berperan penting dalam mendukung mobilitas masyarakat dan pengembangan ekonomi lokal.
Pada tahun 1984, pengelolaan bandara beralih ke Satuan Pelaksana (Satpel) Juwata Tarakan. Perubahan ini membawa dampak positif dalam manajemen dan layanan penerbangan, meskipun hanya berlangsung hingga tahun 1992. Dengan keluarnya Keputusan Presiden (KP) No. 04 Tahun 1992 tentang klasifikasi bandar udara, Tanjung Harapan resmi bertransformasi menjadi bandara yang berdiri sendiri. Hal ini menandai era baru bagi bandara, di mana infrastruktur dan layanan dapat ditingkatkan secara lebih mandiri.
Dari tahun 1992 hingga 2007, UPBU Tanjung Harapan dikategorikan sebagai bandara kelas V, yang mencerminkan kapasitas dan fasilitas yang ada pada saat itu. Namun, seiring dengan perkembangan kebutuhan penerbangan dan meningkatnya jumlah penumpang, pada tahun 2007, status bandara meningkat menjadi kelas IV. Peningkatan ini menunjukkan komitmen untuk terus beradaptasi dengan tuntutan dan harapan pengguna jasa penerbangan.
Sejak tahun 2014 hingga saat ini, UPBU Tanjung Harapan telah mencapai klasifikasi Kelas III, menjadi salah satu pintu gerbang penting bagi transportasi udara di wilayah tersebut. Peningkatan kelas ini tidak hanya mencerminkan perkembangan infrastruktur, tetapi juga peningkatan kualitas layanan yang diberikan kepada para penumpang. Bandara ini terus berkontribusi terhadap konektivitas dan pengembangan ekonomi daerah, menjadikannya aset yang berharga bagi masyarakat Bulungan dan sekitarnya.
Dengan perjalanan yang kaya akan sejarah dan perkembangan, UPBU Kelas III Tanjung Harapan kini berdiri sebagai simbol kemajuan dan harapan bagi masa depan transportasi udara di Indonesia.